JAKARTA - Kemenangan Islam Makhachev atas Jack Della Maddalena menarik perhatian banyak petarung UFC, termasuk Joaquin Buckley.
Buckley mengaku sangat terpengaruh oleh hasil pertarungan tersebut. Meski awalnya sedih, pengalaman itu justru menjadi motivasi baginya.
Kekaguman Buckley pada Jack Della Maddalena
Joaquin Buckley menyatakan rasa kagumnya pada Della Maddalena, yang dikenal sebagai petarung sejati. Ia menilai Jack tidak pernah pilih-pilih lawan, selalu siap menghadapi tantangan di oktagon. Kekaguman ini membuat Buckley merasa sedih saat Jack kalah melawan Makhachev.
Buckley mengaku menangis setelah menyaksikan pertarungan tersebut. Ia berharap Della Maddalena lah yang seharusnya keluar sebagai pemenang. Rasa hormat dan kekaguman pada Jack membuat momen itu begitu emosional baginya.
Meski sedih, Buckley tetap mengakui kualitas Makhachev. Ia menilai strategi dan kemampuan Islam berbeda dari petarung lainnya. Kemenangan Makhachev menegaskan bahwa lawan yang dihadapinya harus diwaspadai.
Analisis Buckley tentang Divisi Welter
Buckley percaya kemenangan Makhachev bisa berdampak pada jalannya divisi welter UFC. Menurutnya, dominasi Makhachev dapat memperlambat peluang petarung lain untuk naik peringkat. Kekalahan Della Maddalena dianggapnya sebagai salah satu contoh pengaruh itu.
Ia menekankan bahwa strategi Makhachev sangat unik. Petarung asal Rusia ini bergerak berdasarkan rencana dan taktik yang matang. Hal tersebut membuat divisi welter menjadi lebih sulit diprediksi bagi para kontestan lain.
Buckley juga menyoroti pentingnya kesiapan lawan. Ia menilai Jack selalu menerima tantangan apapun, berbeda dengan Makhachev yang bertindak sesuai rencana. Perbedaan ini membuat Buckley semakin menghormati kedua petarung tersebut.
Emosi dan Motivasi yang Terpupuk
Kekalahan Jack membuat Buckley merasakan emosi yang mendalam. Perasaan sedih itu justru menjadi bahan bakar motivasi baginya untuk meningkatkan performa. Ia menyadari bahwa dunia UFC menuntut mental kuat dan ketahanan emosional.
Pengalaman melihat Makhachev menang membuka perspektif baru bagi Buckley. Ia mulai memahami pentingnya strategi matang dalam setiap pertarungan. Hal ini memacu Buckley untuk lebih fokus dalam latihan dan persiapan bertanding.
Buckley menegaskan bahwa meski menangis, ia tidak kehilangan semangat. Ia ingin belajar dari pertandingan tersebut dan memperbaiki kelemahan diri. Motivasi ini menjadi kunci bagi langkah selanjutnya di divisi welter UFC.
Peringkat dan Tantangan ke Depan
Saat ini, Buckley menempati peringkat ke-10 di divisi welter UFC. Untuk bisa menantang perebutan gelar, ia membutuhkan minimal tiga kemenangan lagi. Setiap pertarungan menjadi kesempatan penting untuk mengatrol posisinya di ranking.
Buckley memiliki peluang besar pada bulan Juni, namun gagal memaksimalkannya saat menghadapi Kamaru Usman. Kekalahan tersebut membuatnya harus menata ulang strategi untuk mencapai peringkat tiga besar. Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga baginya.
Selain itu, Buckley menyadari bahwa konsistensi adalah kunci. Setiap kemenangan harus diraih dengan persiapan matang dan strategi yang tepat. Ia pun bertekad untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang datang di masa mendatang.
Pandangan Buckley Terhadap Islam Makhachev
Buckley menghormati kemampuan Makhachev dan tak menutup mata pada kualitasnya. Ia menyebut Islam sebagai petarung yang bergerak dengan strategi sendiri. Perbedaan gaya ini membuat setiap pertarungan menjadi menarik dan penuh tantangan.
Meskipun Makhachev memenangi pertarungan, Buckley tetap belajar banyak dari prosesnya. Ia menilai setiap detil gerakan dan keputusan dalam oktagon sebagai pelajaran berharga. Kekaguman ini menumbuhkan rasa hormat sekaligus motivasi untuk bersaing lebih baik.
Dengan pandangan positif ini, Buckley siap menghadapi pertarungan berikutnya. Ia yakin pengalaman ini akan membantunya menapaki jalur menuju posisi teratas. Kemenangan dan kekalahan menjadi bagian dari perjalanan yang membentuk karakter seorang petarung UFC.